Category Archives: Keluarga

Tahap Yang Benar Setelah Mengalami Perceraian Dalam Hubungan


Menyedihkan, tetapi faktanya perempuan cenderung menerima label negatif dari masyarakat ketika menjadi janda. Faktanya, keputusan untuk bercerai dapat menjadi yang terbaik untuk kesehatan dan kesehatan mental Anda sendiri. Karena hidup tidak akan pernah sama, penting untuk memprioritaskan perasaan wanita setelah perceraian agar tetap stabil. Hal penting pertama yang harus dilakukan adalah memvalidasi emosi dan perasaan. Jangan menghindari atau menyangkal perasaan Anda.

Bagaimana mengatur kehidupan setelah perceraian?

Keputusan untuk bercerai tentu membawa perubahan yang signifikan. Perasaan seorang wanita setelah bercerai seperti roller coaster, bisa naik turun secara drastis. Kebiasaan yang sudah berlangsung bertahun-tahun tiba-tiba harus diubah. Bagaimana Anda menghadapi kehidupan setelah perceraian?

Membangun Kecerdasan Emosional

Pertama-tama, terimalah emosi dan perasaan yang muncul. Itulah mengapa perlu untuk tetap positif. Jangan menekan atau menyembunyikan perasaan Anda hanya karena itu membuat Anda sulit. Faktanya, dari emosi dan perasaan yang berbeda inilah seseorang dapat berkembang. Ada pelajaran yang bisa dipetik.

Bergabunglah dengan grup

Ada banyak kelompok pendukung untuk wanita setelah perceraian atau orang tua tunggal. Membuat koneksi dengan orang baru dan berada dalam situasi yang sama dapat membantu untuk lebih memahami situasi. Selain support group, Anda juga bisa bertemu dengan group yang bertemu dengan terapis secara rutin. Ini dapat membantu Anda menjadi orang yang dapat Anda ajak bicara sehingga Anda tidak merasa terlalu cemas.

Fokus pada cinta diri

Setelah Anda membuat keputusan berani untuk bercerai, inilah saatnya untuk fokus mencintai diri sendiri. Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk melihat diri sendiri lagi dan memenuhi kebutuhan. Karena yang terpenting saat ini adalah sehat jasmani dan rohani. Khususnya bagi wanita yang terjebak dalam pernikahan yang beracun atau penuh kekerasan, sekarang adalah waktu yang tepat untuk pulih. Anda juga dapat mencoba berdamai dengan diri sendiri dengan membuat jurnal.

Buat Beberapa Tujuan

Jika Anda pindah ke fase kehidupan baru setelah perceraian, tidak apa-apa untuk menetapkan beberapa tujuan. Tapi jangan berlebihan, itu pasti menjadi beban. Tentukan apa tujuan hidup. Misalnya, pikirkan tentang pekerjaan yang Anda lakukan, mencoba hobi baru, atau menambah keterampilan yang membuat Anda merasa lebih berguna. Sesuaikan target dengan keadaan Anda sendiri.

Berkomunikasi dengan Anak

Bagi mereka yang bercerai dengan pasangan dan anak-anak, jangan lupa memberitahu mereka apa yang telah terjadi. Selancar apapun proses perceraian akan berdampak besar bagi anak-anak. Jangan pernah marah pada mantan suamimu dan jangan pernah membebaninya di depan anak-anakmu. Beri mereka wawasan tentang proses yang sedang berlangsung. Tekankan bahwa kondisi ini tidak akan mengurangi rasa sayang dan cinta mereka.

Pahami Tanda – Tanda Hubungan Pasangan Yang Sehat


Hubungan sosial berupa hubungan yang sehat memberikan dampak yang besar terhadap aspek fisik dan mental seseorang. Menariknya, ada penelitian yang mengatakan bahwa orang dengan hubungan yang stabil memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung. Namun, sangat subjektif untuk menilai apakah suatu hubungan itu sehat atau tidak. Tidak ada hubungan yang sempurna. Namun satu hal yang pasti, hubungan yang sehat harus saling mengusahakannya.

Tanda dari hubungan sehat

Sangat mudah untuk menyalahkan hubungan untuk situasi yang kurang ideal, seperti pertengkaran yang sering terjadi, ketidakjujuran, dan sebagainya. Di sisi lain, membahas aspek-aspek yang berkontribusi pada hubungan yang baik tidak kalah pentingnya. Untuk memulainya, kenali beberapa tanda hubungan yang sehat, seperti:

Saling percaya

Tanpa kepercayaan, tidak mungkin membangun hubungan yang sehat. Kondisi ini erat kaitannya dengan pengalaman menjalani kontak sosial di awal kehidupan.

Komunikasi

Salah satu elemen terpenting dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Keterbukaan antara kedua belah pihak juga menjadi dasar untuk membangun kepercayaan. Ketika komunikasi lancar dan dua arah, semuanya menjadi lebih lancar. Seiring berjalannya waktu, komunikasi yang lancar ini akan membentuk hubungan yang sehat.

Jujur

Setiap orang memiliki tingkat keterbukaan dan keterbukaan diri yang berbeda-beda. Tanda hubungan yang sehat adalah Anda tidak perlu berubah untuk menunjukkan kepada pasangan Anda orang yang berbeda. Disinilah kejujuran dibutuhkan.

Ada batasan yang jelas

Bahkan jika Anda terbuka satu sama lain, itu tidak berarti semua orang dalam suatu hubungan harus memberi tahu Anda segalanya. Setiap orang berhak atas ruang dan privasinya sendiri. Hal-hal yang harus Anda bagikan dengan mudah, seperti harapan, ketakutan, atau emosi yang Anda rasakan.

Idealnya, hubungan yang sehat dapat memenuhi kebutuhan ini. Seiring waktu, kasih sayang akan mengembangkan ikatan. Namun ingat bahwa tidak ada aturan yang jelas tentang seberapa besar cinta yang harus Anda berikan kepada pasangan. Kuncinya adalah memiliki cukup.

Tentu saja, mewujudkan tanda-tanda hubungan yang sehat di atas tidaklah mudah. Bahkan, itu bisa sangat sulit. Namun dengan komitmen kedua belah pihak tentunya bisa terus berlanjut. Last but not least, akui ketika masalah muncul dan mulai mengganggu Anda. Jika masalahnya bersifat sementara, cobalah mencari solusi bersama.

Tanamkan Rasa Sayang Dengan Diri Sendiri Pada Anak


Kita harus mengajari diri kita sendiri sejak usia dini untuk mencintai diri kita sendiri. Mengapa? Penyebabnya tentu banyak, sehingga tidak bisa dirinci satu per satu. Intinya begitu rasa sayang sudah tumbuh, pikiran untuk peduli juga akan semakin kuat.

Penelitian di bidang psikologi menunjukkan bahwa remaja yang sering terlibat dalam berbagai bentuk kejahatan dan penyalahgunaan, seperti narkoba dan lain-lain, memiliki faktor yang berhubungan dengan cinta diri.

Mereka memiliki sedikit kasih sayang atau Anda bahkan bisa mengatakan bahwa mereka mengembangkan kebencian atau penolakan terhadap diri mereka sendiri. Masuk akal, tentu saja, bahwa jika seorang anak membenci atau menolaknya, mereka akan rentan terhadap bahaya. Oleh karena itu, kita harus menumbuhkan kesadaran diri sejak dini.

Bagaimana Anda mencintai diri sendiri dan bagaimana Anda mempelajarinya?

Sebenarnya ada dua cara untuk mencintai diri sendiri. Salah satunya adalah cara positif dan inilah yang kami lakukan. Sedangkan cara yang kedua adalah cara negatif, yaitu sifat-sifat bawaan (manusia) yang perlu dikurangi atau dilestarikan agar tidak berlebihan atau merusak seperti sifat mementingkan diri sendiri (egois), sombong, keras kepala, dan sebagainya.

Sekali lagi, yang perlu kita latih adalah cinta diri yang positif dan kita perlu fokus pada tujuan yang positif. Bentuknya antara lain memaafkan diri sendiri. Mungkin si kecil melakukan kesalahan yang tidak ingin dia lakukan dan membuatnya terus membencinya. Ketika itu terjadi, sudah saatnya kita belajar memaafkan diri sendiri. Tetapi tujuannya adalah untuk mengevaluasi ke arah yang lebih maju (evaluasi konstruktif). Maaf jangan lupa.

Bentuk lain dari mencintai diri sendiri adalah belajar menerima diri sendiri apa adanya, tetapi tujuannya adalah untuk bersyukur, yaitu mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan.

Jangan menganggapnya apa adanya, terutama untuk “gel”. Cara ini malah kurang mampu membantu orang untuk maju. Belajarlah untuk menerima diri Anda apa adanya, tetapi berusahalah untuk perbaikan dan peningkatan.
Memperkenalkan si kecil pada hidup sehat, mulai tidur, membaca, makan yang benar dan olahraga merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan agar anak terlatih untuk menjaga diri, baik jasmani maupun rohani. Semoga kita bisa menjalankannya.