Berhenti Menaruh Ekspektasi Pada Orang Lain Apalagi Berharap Akan Dibalas Kebaikan Kita

Ini adalah pembelajaran yang penting untuk kita semua. Dimana sering sekali kita dengan kesadaran penuh, menaruh ekspektasi pada orang lain. Dan tidak segan-segan, ekspektasi yang kita berikan sangatlah tinggi. Sehingga kita memiliki pengharapan besar kepada orang lain. Tanpa kita tahu apakah orang tersebut menerima hal tersebut. Apakah orang tersebut tidak masalah dengan beban ekspektasi yang kita berikan. Karena kadang ada orang yang bisa menerima itu, yang memandang itu sebagai sebuah motivasi sehingga dia akan berusaha keras untuk melakukan dengan maksimal.  

Berhenti Menaruh Ekspektasi Pada Orang Lain Apalagi Berharap Akan Dibalas Kebaikan Kita

Tapi ada juga orang yang menganggap itu sebagai sebuah beban. Merasa tertekan dengan ekspektasi dari orang-orang. Sehingga membuat dia tidak bisa fokus dengan apa yang dia kerjakan karena takut mengecewakan. Dan kita harus memahami ini. Walaupun niatnya bagus. Walaupun pemikiran kita itu bagus, kita ingin orang tersebut menjadi lebih baik. Walaupun dengan kita menaruh ekspektasi tinggi pada orang lain, menandakan kita mengandalkannya. Membuktikan bahwa orang tersebut dapat diandalkan oleh kita. 

Tapi tidak semua orang bisa berpikir seperti itu, dan bisa menerima pemikiran seperti itu. Dan ini menjadi pembelajaran bagi kita. Banyak orang yang menaruh ekspektasi tinggi pada orang lain, sehingga membuatnya menjadi seseorang yang mudah menyepelekan sesuatu. Kita menjadi lebih menggampangkan sesuatu, karena berpikir kan ada orang lain. Kan ada orang itu yang bisa back up kita. Tidak seperti itu. Jika kita berpikir seperti itu, itu namanya kita malas. Dan maunya menerima yang instan saja. 

Dan banyak dari pemikiran yang seperti itu, membuat banyak orang menjadi jatuh, kecewa dan kesal. Karena apa yang dia harapkan tidak sesuai ekspektasi kita. Kita menjadi sedih karena orang yang kita harapkan tidak melakukan atau menjadi apa yang kita harapkan. Dan akhirnya kita hanya menyalahkan. Padahal pada dasarnya semua kendali itu ada pada kita. Kita yang membuat diri kita sendiri jatuh dalam kesedihan, kekecewaan dan kekesalan. Karena berharap pada orang lain. Apalagi kita menaruh harapan pada manusia.