Sering kali kita berpikir bahwa saat seseorang sudah berusia yang cukup matang, katakanlah 25 tahun keatas. Itu seharusnya membuat seseorang sudah menjadi dewasa. Harusnya orang tersebut sudah bisa berpikir lebih jauh, lebih kritis. Lebih panjang, lebih menimbang banyak hal. Dan itu penting sekali untuk dilakukan. Tapi kita tidak bisa memukul rata semua seperti itu. Karena tidak semua orang yang berusia sekian, memiliki pemikiran yang demikian. Karena pemikiran seseorang itu atau pola pikir seseorang itu akan terbentuk dari pengalamannya sendiri.
Usia Tidak Menjadi Patokan Kedewasaan Seseorang Itu Hanyalah Angka
Memang jika dikatakan orang yang sudah berusia sekian tahun, harusnya memiliki pengalaman hidup yang banyak dan panjang. Tapi tidak. Itu relative. Semua kembali lagi pada pribadi masing-masing. Jika orang tersebut, tidak membuka diri, tidak suka bersosialisasi, tidak suka berinteraksi dengan banyak orang. Atau takut mencoba hal baru. Sehingga membuat dia hanya berdiam diri di rumah, dan tidak melakukan apa-apa. Tidak mendapatkan banyak informasi. Dia hanya dengan dirinya dan hobinya, dengan apa yang dia sukai.
Itu akan membuat dia menjadi seseorang yang sulit beradaptasi dengan orang lain. Membuat dia menjadi sulit untuk bisa mendapatkan hal baru, sulit mempelajari hal baru. Dan itu berpengaruh pada pola pikirnya. Dia akan menjadi seseorang dengan pemikirannya yang tidak seluas dengan teman-teman sepantarannya. Dan ini bisa membuat pola pikir dia, cara dia menghadapi masalah, atau sebuah situasi, akan terlihat sematang apa dia. Bisa saja dia berumur sekian tapi cara berpikirnya, cara dia menghadapi situasi seperti orang-orang berusia jauh dibawah dia.
Sehingga usia, umur orang itu tidak menjadi patokan atau menjadi standar seseorang itu dewasa dan bijaksana. Karena umur itu hanyalah sebuah angka, sebuah tanda, sebuah simbol. Tidak lebih. Jadi jangan berekspektasi tinggi pada orang yang sudah berumur sekian tahun. Mungkin sikap atau attitude kita tetap kita berikan layaknya kita merespon orang yang lebih tua. Layaknya usianya. Tapi jika kita mendapati dia dengan pola pikir yang tidak sedewasa dengan usianya, kita tidak boleh kecewa atau marah. Ya semua orang itu ada masanya.