Menyusul masuknya Ombilin, sisa area pertambangan batu kobaran di Sawahlunto, ke dalam catatan Peninggalan Bumi Unesco, Walhi memohon penguasa mengakhiri aktivitas pertambangan di area dekat kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.
“ Betul, sedang terdapat permisi pertambangan yang legal di Sawahlunto, serta aktivitas penambangan buas lalu bersinambung,” tutur Uni Chaus, Ketua Administrator Walhi Sumbar, Pekan.
Seluruh aktivitas pertambangan wajib dihentikan bila penguasa mau meningkatkan pariwisata Ombilin, tambahnya, sebab bisa mengganggu ekosistem, mengakibatkan permasalahan klaim tanah, serta mengganggu nama baik Sawahlunto selaku tujuan darmawisata yang nyaman serta mengasyikkan.
Bagi statistik Walhi, 13 permisi pertambangan sedang aktif di Ombilin.
“ Selaku web Peninggalan Bumi, Sawahlunto wajib membenarkan ekosistemnya dengan mencegah aktivitas penambangan kencana bawah tangan yang dikala ini dicoba dalam jumlah besar di bengawan serta posisi yang jadi pintu masuk penting Sawahlunto,” tuturnya.
LSM area pula mengadvokasi penutupan generator listrik daya uap di Sijantang, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, yang mencemari area dengan menciptakan fly ash serta bottom ash.
Pencemaran menaikkan emisi yang bisa memperparah dampak pergantian hawa, yang bisa jadi berlawanan dengan angka umum besar yang wajib terlihat oleh web Peninggalan Bumi, tuturnya.
Web pertambangan batubara Ombilin di Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, terbuat pada era rezim penguasa kolonial serta sudah diresmikan selaku web peninggalan adat bumi oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization( UNESCO). Bagi Nadjamuddin Ramly, Ketua Peninggalan Adat serta Kebijaksanaan Departemen Pembelajaran serta Kultur, tubuh bumi itu melaporkan web pertambangan batu kobaran selaku peninggalan bumi sepanjang tahap ke- 43 Panitia Peninggalan Bumi UNESCO yang diadakan di Dasar Congress Center di Azerbaijan pada hari Sabtu. petang.
Pada tahun 2015, Kota Sawahlunto masuk dalam catatan tentatif web peninggalan adat garis besar UNESCO. Semenjak itu, dialog ensiklopedis sudah dicoba dengan ahli serta akademisi dalam negeri serta global buat mengakulasi informasi serta mempersiapkan akta pendukung.